Misteri Perjalanan Waktu: Mengungkap Paradoks Kakek dan Predestinasi
Pernahkah Anda membayangkan bisa kembali ke masa lalu dan mengubah sejarah? Mungkin mencegah kejadian buruk atau bertemu dengan orang yang Anda kagumi di masa mudanya? Ide ini memang menarik, namun ternyata dipenuhi dengan teka-teki membingungkan yang disebut paradoks perjalanan waktu. Bahkan para ilmuwan terkemuka dan peraih Nobel pun dibuat pusing olehnya .
Paradoks ini muncul ketika kita mencoba mengubah jalannya sejarah, namun pada akhirnya justru terjebak dalam sebuah putaran aneh. Mari kita bahas beberapa paradoks perjalanan waktu yang paling terkenal:
Paradoks Kakek (Grandfather Paradox)
Bayangkan Anda kembali ke masa lalu untuk mencegah kakek-nenek Anda bertemu, dengan tujuan agar mereka tidak memiliki keturunan, termasuk Anda. Jika Anda berhasil, bagaimana mungkin Anda bisa dilahirkan untuk melakukan perjalanan waktu itu sejak awal? Ini adalah inti dari paradoks kakek. Upaya untuk mengubah masa lalu malah akan menghilangkan keberadaan Anda sendiri .
Beberapa orang berpendapat bahwa meskipun Anda mencoba mengubah sesuatu yang besar, sejarah akan tetap mengikuti jalan yang sama dengan sedikit perubahan. Misalnya, jika Anda mencegah Hitler muda, mungkin akan ada tokoh lain yang memicu peristiwa serupa .
Paradoks Predestinasi (Predestination Paradox)
Paradoks ini adalah putaran menarik dari paradoks kakek. Di sini, tindakan penjelajah waktu justru menjadi bagian dari peristiwa masa lalu itu sendiri . Ini menciptakan siklus sementara di mana kejadian di masa lalu memengaruhi kejadian di masa depan (perjalanan waktu), yang pada gilirannya memicu kejadian di masa lalu tersebut .
Sebagai contoh, bayangkan teman Anda meninggal dalam kecelakaan mobil, dan Anda kembali ke hari itu untuk menyelamatkannya. Namun, saat Anda bergegas ke lokasi, tanpa sengaja Anda menabrak pejalan kaki, yang ternyata adalah teman Anda. Dalam skenario ini, upaya Anda untuk mencegah kecelakaan justru menjadi penyebabnya . Paradoks predestinasi menunjukkan bahwa apa pun yang terjadi, hasilnya akan selalu sama, seolah-olah segala sesuatu sudah ditakdirkan untuk terjadi .
Film seperti "Time Shine" tahun 2002 menunjukkan paradoks ini dengan jelas. Sang dokter, setelah tunangannya meninggal, menciptakan mesin waktu untuk menyelamatkannya. Namun, setiap kali dia kembali, tunangannya tetap meninggal dengan cara yang berbeda. Akhirnya, dia menyadari bahwa mesin waktu itu ada karena kematian tunangannya. Jika tunangannya hidup, mesin waktu itu tidak akan pernah diciptakan.
Paradoks Ontologi atau Bootstrap Paradox
Berbeda dengan paradoks sebelumnya yang berfokus pada peristiwa, paradoks ini melibatkan objek, orang, atau informasi yang dikirim kembali ke masa lalu dan menciptakan putaran tanpa akhir. Dalam siklus ini, asal-usul objek tersebut menjadi tidak jelas .
Contoh klasiknya adalah jika Anda yang berusia 20 tahun melakukan perjalanan ke masa lalu, 21 tahun yang lalu, dan bertemu dengan seorang gadis. Anda menjalin hubungan dengannya, kembali ke waktu Anda, dan tidak tahu bahwa Anda menghamilinya. Anaknya, di masa depan, tumbuh menjadi penjelajah waktu berusia 20 tahun yang kembali ke 21 tahun yang lalu, dan seterusnya . Objek atau informasi ini tidak memiliki titik asal yang jelas, seolah-olah muncul dari ketiadaan .
Paradoks ini dikenal juga sebagai paradoks ontologis karena ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari hakikat keberadaan . Ini menimbulkan pertanyaan sulit bagi para ilmuwan tentang bagaimana menentukan asal mula sesuatu jika ada kemungkinan hal itu datang dari masa depan . Menariknya, persamaan Einstein menganggap putaran waktu tertutup mungkin terjadi.
Paradoks Polcinski
Fisikawan teoritis Amerika, Joseph Polcinski, mengusulkan skenario yang lebih sederhana untuk mempelajari paradoks waktu pada tingkat yang lebih besar. Dia membayangkan bola biliar ditembakkan ke dalam lubang cacing melengkung, yang berfungsi sebagai portal waktu . Titik masuk dan keluar lubang cacing ini berada sangat dekat namun terpisah oleh waktu .
Dalam skenario Polcinski, bola biliar keluar dari sisi lain lubang cacing di masa lalu, tepat pada waktunya untuk mengenai versi dirinya yang lebih muda, mengarahkannya, dan dengan demikian mencegahnya memasuki portal . Paradoks ini secara cerdas menghindari masalah kompleks seperti kehendak bebas atau superposisi kuantum, berfokus pada hukum gerak .
Para fisikawan, termasuk peraih Nobel Kip Thorne, telah mempelajari paradoks Polcinski . Mereka menemukan bahwa meskipun skenario spekulatif ini dapat memberikan hasil yang berbeda setiap saat, kemungkinan hasil yang tidak paradoks cukup tinggi. Artinya, kemungkinan bola biliar keluar dari lubang cacing dengan cara yang tidak mencegah versi sebelumnya masuk cukup besar .
Meskipun paradoks ini membingungkan, perjalanan waktu sendiri tidak melanggar hukum fisika. Oleh karena itu, para ilmuwan masih mencari solusi untuk paradoks ini.
Pada akhirnya, paradoks perjalanan waktu, seperti paradoks kakek dan predestinasi, menunjukkan betapa rumitnya konsep kembali ke masa lalu dan mengubahnya. Kesimpulan spekulatif tentang ketidakmungkinan mengubah sejarah secara dramatis ternyata mirip dengan temuan para fisikawan terkemuka . Apakah semuanya sudah ditentukan? Kita masih mencoba mengungkap teka-teki yang membingungkan ini bersama para ilmuwan .